Senin, 03 Mei 2021

PT KP PRESS | Pasar Keuangan Masih Sideways, Rupiah Perkasa — Domestic Market Outlook, 3-7 May 2021 by Alfred Pakasi



PT KP PRESS SURABAYA - Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

Pasar keuangan masih cenderung sideways, dengan capital inflow di pasar SBN dan outflow di bursa saham.
BI menyebutkan terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif.
Untuk korban virus di Indonesia, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 1,668 ribu orang terinfeksi, 1,522 ribu sembuh dengan tingkat kesembuhan tinggi 91.26%, dan 45 ribu lebih orang meninggal.

Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 3-7 May 2021.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau terkoreksi di minggu keduanya, bergerak agak sideways di sekitar level 6.000 di tengah transaksi yang cenderung terbatas dan net sell investor asing. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya melemah. Secara mingguan IHSG ditutup melemah terbatas 0.35%, atau 21.248 poin, ke level 5,995.616. Untuk minggu berikutnya (3-7 Mei 2021), IHSG kemungkinan masih akan terkoreksi di awal pekan nanti, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.115 dan 6.231. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 5.883, dan bila tembus ke level 5.735.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau perkasa di minggu keduanya dan sempat berada di 1 bulan terkuatnya, sementara dollar global balik rebound, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat cukup signifikan 0.67% ke level Rp 14,450. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan berupaya naik, atau kemungkinan rupiah melemah di awal minggunya, dalam range antara resistance di level Rp14,560 dan Rp14,634, sementara support di level Rp14.417 dan Rp14.390.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau beranjak naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yields obligasi dan berakhir ke 6,476% pada akhir pekan. Ini terpicu oleh naiknya kembali permintaan investor asing atas SBN. Sementara yields US Treasury cenderung naik pada minggu terakhir ini.

===

Untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut, Bank Indonesia mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial akomodatif serta mempercepat digitalisasi sistem pembayaran, antara lain sebagai berikut:

Memperkuat kebijakan nilai tukar Rupiah dengan tetap berada di pasar melalui triple intervention untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar;
Melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk mendukung stance kebijakan moneter akomodatif;
Memperkuat transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan secara lebih rinci, serta melanjutkan koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk (a) mendorong percepatan transmisi kebijakan moneter kepada suku bunga kredit perbankan, dan (b) meningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha.
BI juga menyebutkan bahwa berdasarkan data transaksi 26 – 29 April 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp5,10 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp5,86 triliun, sementara di pasar saham jual neto sebesar Rp0,76 triliun.

Perbaikan sejumlah indikator ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sedang bergerak ke arah pemulihannya di tahun 2021 ini.PT KP PRESS

vibiznews.com

 

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar