Senin, 09 November 2020

KONTAK PERKASA FUTURES | Kunci Sukses Bill Gates Berharta Rp 1.600 T Meski Tak Lulus Kuliah




KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Siapa yang tak tahu Bill Gates? Namanya seakan betah berada dalam deretan orang terkaya di dunia. Sejak usia 32 tahun, dia sudah masuk dalam daftar orang terkaya di dunia.

Dilansir dari Forbes, Senin (9/11/2020), pria kelahiran Seattle, Washington, pada 28 Oktober 1955 ini memiliki kekayaan bersih US$ 118,2 miliar atau setara dengan Rp 1.666,6 triliun. Kekayaan itu membawanya kini berada di urutan ketiga terkaya di dunia.

Bagaimana bisa dia memperoleh kesuksesan itu? Sebagian besar kekayaannya berasal dari perusahaan perangkat (software) lunak komputer terbesar di dunia, Microsoft yang didirikannya sejak usia 20 tahun bersama temannya, Paul Allen.

Sejak remaja, dia selalu memiliki pemikiran bisnis dan hasrat yang luar biasa untuk pemrograman. Sejak usia 13 tahun, ketika sekolahnya menyertakan sistem komputer arsitektur mikro, Bill Gates dan temannya itu biasa menghabiskan sebagian waktu untuk menulis program dan menerapkan ide eksperimen mereka melalui pemrograman.

Suatu waktu, ada ayah temannya yang merupakan seorang programmer senior di Computer Center Corporation (CCC). Saat itu kondisinya sedang menderita kerugian finansial yang sangat besar karena para peretas, hingga akhirnya Gates ditawarkan untuk bekerja mencari tahu kelemahan dari keamanan sistem agar mereka dapat melakukan pertahanan yang tepat terhadap para peretas.

Sejak saat itu Gates terus menjadi bagian dari CCC. Pada 1971, Gates ditawari membuat perangkat lunak untuk CCC. Kali itu dia dibayar untuk perangkat lunak tersebut setiap kali organisasi memperoleh keuntungan.

Dalam satu tahun, Gates mengalami krisis finansial sangat besar karena menggunakan beberapa software bajakan. Namun dia tidak putus asa, hingga akhirnya memilih tidak melanjutkan kuliahnya di Universitas Harvard demi membesarkan Microsoft. Lepas 30 tahun kemudian, barulah kampus memberikan gelar doktor kehormatan kepadanya.

Akhirnya Gates meluncurkan MS-BASIC dan menghasilkan keuntungan sebesar US$ 500.000. Pada 1979 perusahaan Amerika Serikat (AS) yang memproduksi dan menjual perangkat keras-perangkat lunak komputer, International Business Machines (IBM) memutuskan untuk meluncurkan komputer pribadi pertama di dunia dan Microsoft ditawari untuk mengembangkan sistem operasi yang sama.


Sayangnya pada saat itu Microsoft tidak memiliki draft untuk membuat sistem operasi (OS), sehingga mereka merekomendasikan perusahaan lain bernama Digital Research untuk mengembangkan OS mereka.

Namun Microsoft membeli sistem OS 86-DOS hingga kemudian menyempurnakannya dalam skala yang lebih besar dan setiap hari, akhirnya MS-DOS diluncurkan.

Microsoft kemudian menawarkan IBM untuk menggunakan MS-DOS sebagai OS utama untuk komputer pribadi pertama mereka yang akan diluncurkan. IBM pun menerima tawaran tersebut hingga kemudian Microsoft mengalahkan Digital Research.

Pada 1980, Microsoft dan IBM menandatangani kontrak dan kemudian datang tahun 1981, ketika Microsoft menjadi Microsoft Corporation. Pada saat yang sama, IBM meluncurkan komputer pribadi pertama di dunia dengan MS-DOS dan beberapa produk Microsoft lain di dalamnya seperti MS-BASIC, MS-COBOL, MS-PASCAL.

Dari situ lah kesuksesannya mulai terlihat. Namun pada tahun 2000 Gates memutuskan untuk lengser dari posisi CEO Microsoft. Dia bersama istri lebih memilih mendirikan yayasan Gates & Melinda Foundation untuk mengatasi kesenjangan dunia dan berbagai masalah kesehatan.

Walaupun banyak mengumpulkan pundi-pundi kekayaan, Gates memang dikenal sangat dermawan. Terbaru, yayasannya itu menggelontorkan dana kurang lebih Rp 1,36 triliun untuk penanganan virus Corona seperti untuk pengembangan vaksin, penguatan deteksi virus, hingga pencegahan virus. KONTAK PERKASA FUTURES

 

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | KONTAK PERKASA FUTURES
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | KONTAK PERKASA FUTURES
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | KONTAK PERKASA FUTURES
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | KONTAK PERKASA FUTURES
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES
detik.com

 

Jumat, 06 November 2020

PT KP PRESS | Jordan Pickford Masih Kiper Nomor 1 Inggris




PT KP PRESS SURABAYA - Jordan Pickford masih dapat kepercayaan dari manajer tim nasional Inggris Gareth Southgate. Bagi Southgate, Pickford adalah kiper nomor satu timnas.

Pickford dicadangkan saat Everton kalah dari Newcastle di Premier League akhir pekan lalu. Kiper berusia 26 tahun itu melewati beberapa pekan yang berat menyusul insiden dengan Virgil van Dijk di laga derby.

Saat Everton menghadapi Liverpool di pertandingan Premier League bulan lalu, Pickford menabrak Van Dijk di kotak penalti. Akibat terjangan tersebut, bek Liverpool itu mengalami cedera lutut parah dan harus dioperasi.

Selain itu, Pickford juga makin sering kebobolan. Dalam tiga penampilan terakhirnya di Premier League, dia selalu kebobolan dua gol di setiap pertandingannya.

Meski demikian, Pickford masih dipanggil untuk memperkuat timnas Inggris di jeda internasional bulan November ini. Dia bersama Dean Henderson (Manchester United) dan Nick Pope (Burnley) mengisi slot penjaga gawang.

Gareth Southgate menyebut Pickford adalah kiper utama timnas Inggris. Dia menilai belum ada penantang serius yang mampu menggusur Pickford.

"Ketika orang-orang bilang saya loyal kepadanya, dia pantas mendapatkannya," ujar Southgate seperti dilansir Sky Sports.

"Performanya untuk kami luar biasa jadi itu bukan keputusan sulit buat saya."

"Ada persaingan untuk posisi itu, tapi saya akan bilang kalau tidak ada yang menurut saya menantang dengan serius saat ini untuk menggesernya dari posisi itu."

"Terkait bagaimana klub mengawasinya, dia punya manajer yang sangat berpengalaman (Carlo Ancelotti) yang sudah memenangi segalanya. Dia di tempat yang sangat bagus," kata Southgate menambahkan.

Pada jeda internasional November ini, Inggris akan menjamu Republik Irlandia dalam pertandingan persahabatan di Stadion Wembley pada 12 November. Mereka kemudian akan menghadapi Belgia (15/11) dan Islandia (18/11) di lanjutan UEFA Nations League. PT KP PRESS

 

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
detik.com

 

Kamis, 05 November 2020

PT KONTAK PERKASA FUTURES | Jangan Panik! Kenali Beda Flu Biasa dengan Gejala COVID-19




PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA
- Beberapa orang tua khawatir jika mereka atau anak-anaknya terkena penyakit flu. Pasalnya, sempat beredar info jika flu merupakan salah satu gejala COVID-19.

Informasi tersebut tidak salah, mengingat kedua penyakit tersebut memiliki gejala yang tidak jauh berbeda yakni menyerang saluran pernapasan.

Tindakan pencegahan kedua penyakit itupun sama, mulai dari jaga jarak agar tidak saling menular, mengenakan masker, serta mencuci kaki dan tangan.

Untuk mengetahui terkena atau tidaknya virus Corona, perlu mengetahui gejala-gejalanya. Gejala yang paling umum adalah demam tinggi disertai menggigil, batuk kering, dan kelelahan. Satu tanda yang membedakan COVID-19 dengan flu biasa adalah hilangnya indra penciuman.

Orang dengan gejala COVID-19 secara tiba-tiba tidak bisa mencium bau apapun, berbeda dengan flu biasa di mana indra penciuman hilang akibat hidung tersumbat. Meski tidak dialami semua pasien, namun ahli menemukan 87 persen orang dengan COVID-19 mengalaminya.

Untuk flu biasa, gejala yang muncul hanya demam, sakit kepala, hingga hidung tersumbat. Jika pasien mengalami mata merah serta gatal, kemerahan pada jari kaki dan tangan, sesak napas, bibir kebiruan, linglung, bahkan hilang kesadaran, segera periksa ke dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Jika tidak, ditakutkan akan mengalami pembekuan darah yang menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak, dan kerusakan paru-paru.

Apabila Anda merasa telah terpapar COVID-19, segera isolasi diri dan peringatkan orang-orang sekitar untuk berjaga jarak dengan Anda, terutama lansia atau orang yang mudah terserang penyakit. Jangan takut untuk melakukan tes corona jika terjadi penyebaran COVID-19 di lingkungan tempat tinggal Anda.

Untuk tes Corona, hasil PCR lebih akurat dibandingkan tes antigen selama 15 menit walaupun hasilnya baru bisa didapat dalam jangka waktu yang lama karena harus melalui pemeriksaan laboratorium. PT KONTAK PERKASA FUTURES

 

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA FUTURES
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA FUTURES
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
detik.com

 

Rabu, 04 November 2020

PT KONTAK PERKASA | Hasil Pertarungan Biden Vs Trump Tentukan Arah Otomotif AS




PT KONTAK PERKASA SURABAYA
- Pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) 2020 menunggu hasil. Siapa pun yang menang dari kedua calon yaitu Donald Trump atau Joe Biden tetap memberikan dampak bagi industri otomotif di AS.

Kedua kandidat memiliki strategi yang berbeda dalam membangun ekonomi negaranya. Termasuk pengembangan kendaraan listrik.

Mencuplik CNBC, Rabu (4/11/2020) perbedaan terbesar antara kandidat soal industri otomotif AS adalah peraturan bahan bakar dan standar emisi.

Di masa jabatannya, Trump menentang peraturan yang lebih ketat, menggunakan teknologi untuk memenuhi standar yang berdampak naiknya harga kendaraan. Hal ini menghalangi pelanggan untuk membeli kendaraan yang lebih baru dan lebih aman.

Pemerintahan Trump awal tahun ini juga telah menyelesaikan kemunduran standar emisi kendaraan AS yang diadopsi di bawah pemerintahan Obama. Sejak Trump terpilih sebagai orang nomor satu di AS, para produsen mobil mencoba untuk mengatakan kepadanya bahwa standar efisiensi bahan bakar pada zaman Obama terlalu ketat.

Pabrikan merasa tidak maksimal dalam memenuhi permintaan konsumen akan kendaraan yang lebih hemat bahan bakar. Sebab para produsen diharuskan memenuhi target 54 mil per galon untuk setiap produknya di tahun 2025. Dalam hal itu Trump bermaksud mengurangi target tersebut.

Trump juga mencabut keringanan California untuk menetapkan standarnya sendiri yang lebih ketat, yang menyebabkan perselisihan hukum.

"Trump melihat regulasi sebagai penghalang pertumbuhan ekonomi, sementara Biden mendukung penggunaan regulasi untuk mencapai tujuan yang lebih luas, terutama tujuan memerangi perubahan iklim," ujar wakil presiden industri, tenaga kerja dan ekonomi di Center for Automotive Research, Kristin Dziczek seperti dikutip dari CNBC.

Biden telah berjanji untuk memulihkan dan memajukan peraturan regulasi emisi tersebut. Dia juga diharapkan mengizinkan California dan negara bagian lain untuk menetapkan standar mereka sendiri.

Ford Motor, Honda Motor, Volkswagen dan lainnya mencapai kompromi dengan California mengenai persyaratan emisi, sementara General Motors, Toyota Motor dan Fiat Chrysler memihak Trump.

Di sisi lain industri berada semakin dekat dengan kendaraan listrik. Pemerintahan Trump tidak melakukan apa pun untuk menghalangi adopsi kendaraan listrik, tetapi juga tidak berbuat banyak untuk memacu pertumbuhannya.

Biden telah menjanjikan sebesar $ 400 miliar investasi publik dalam energi terbarukan, termasuk teknologi baterai dan kendaraan listrik. Bagian dari rencana iklim Biden termasuk mendedikasikan pengeluaran pemerintah untuk mendukung kendaraan listrik, dengan 500.000 outlet pengisian kendaraan listrik baru pada akhir tahun 2030.

Diharapkan rencana seperti itu akan memacu adopsi kendaraan listrik yang lebih besar. Gayung bersambut, rencana ini akan menjadi kemenangan bagi pembuat mobil seperti GM dan Tesla yang sudah menginvestasikan miliaran dalam kendaraan semacam itu.

Setelah awalnya mengusulkan anggaran yang akan menghilangkan insentif pajak federal hingga $ 7.500 untuk pembelian kendaraan listrik, kini pemerintahan Trump tetap mempertahankan insentif tersebut. Sementara Biden mengatakan dia ingin membuat program "cash for clunkers" yang akan mendorong orang Amerika untuk menukar kendaraan lama mereka dengan kendaraan listrik baru. PT KONTAK PERKASA

 

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA
detik.com

 

Selasa, 03 November 2020

KONTAK PERKASA FUTURES | Grammy Ubah Nama Kategori World Music karena Dianggap Warisan Kolonial



KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Grammy Awards mengganti nama untuk kategori Best World Music Album menjadi Best Global Music Album. Sebab nama asli kategori itu dianggap sebagai konotasi dari kolonialisme.

Recording Academy membuat keputusan pada hari Senin, 2 November 2020 setelah berdiskusi dengan sejumlah seniman, etnomusikolog dan ahli bahasa dari berbagai belahan dunia. Dilansir Billboard, yayasan penyelenggara Grammy Awards itu menganggap pembaharuan dalam nama itu membuat kategori itu menjadi lebih relevan, modern, dan inklusif secara istilah.

"Sebagaimana kami terus mencoba merangkul pola pikir yang benar-benar global, kami memperbarui bahasa yang kami pakai untuk mencerminkan kategorisasi yang lebih tepat yang berupaya melibatkan dan merayakan lingkup musik dari seluruh dunia," kata The Recording Academy dalam keterangannya.

"Perubahan itu melambangkan hilangnya konotasi yang bermakna kolonialisme dan pemisahan mana yang dianggap bukan Amerika yang terkandung dalam istilah sebelumnya. Saatnya beradaptasi dengan tren musik saat ini dan mengakui evolusi keberagaman budaya di berbagai komunitas yang mungkin diwakilinya," sambung keterangan itu.

Keputusan itu juga didasarkan adanya pergerakan menuntut kesetaraan ras dan penghapusan tindak rasialisme yang berlangsung secara besar-besaran pada Juni 2020 lalu.

Ini bukan kali pertama Grammy Awards mengganti nama kategorinya setelah adanya gerakan #BlackLivesMatter. Sebelumnya, mereka juga menghilangkan kata "urban" dalam kategorinya.

Kategori Best Urban Contemporary Album akan menjadi Best Progressive R&B Album pada penyelenggaraan Grammy Awards selanjutnya.

Selain itu, keputusan Recording Academy itu juga berkaca pada gelaran piala Academy Awards atau Oscar yang mengganti kategori Best Foreign Language Film menjadi Best International Feature Film.

Grammy Awards tahun selanjutnya akan berlangsung pada 31 Januari 2021. Tahun ini kategori Best World Music Album dimenangkan oleh Anglique Kidjo untuk album Celia yang rilis pada 2019. KONTAK PERKASA FUTURES

 

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | KONTAK PERKASA FUTURES
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | KONTAK PERKASA FUTURES
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | KONTAK PERKASA FUTURES
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | KONTAK PERKASA FUTURES
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES
detik.com