Rabu, 10 Maret 2021

PT KP PRESS | CDC Sebut Efek Samping Vaksin COVID-19 Lebih Banyak Dialami Perempuan




PT KP PRESS SURABAYA - Sebuah studi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan efek samping dari vaksin COVID-19 lebih banyak dialami perempuan. Ini diketahui setelah menganalisis data lebih dari 13 juta penerima vaksin COVID-19, dan 61,2 persen di antaranya diberikan pada perempuan.

Hasilnya, hampir 7.000 orang mengalami efek samping seperti sakit kepala, kelelahan, dan pusing setelah menerima vaksin. Dari jumlah tersebut, 80 persen di antaranya adalah perempuan.

Studi lainnya yang dipublikasi di JAMA juga menunjukkan bahwa reaksi alergi akibat vaksin juga lebih mungkin terjadi pada perempuan. Penelitian ini dilakukan pada 64 ribu penerima vaksin Pfizer-BioNTech dan 38 ribu penerima vaksin Moderna.

Studi tersebut menunjukkan, reaksi alergi akut terjadi pada 1.365 penerima (2,1 persen) vaksin. Sementara itu, reaksi syok anafilaksis atau alergi parah dialami sebanyak 16 orang, di mana 15 orang (94 persen) di antaranya adalah perempuan.

Menurut Sabra Klein, ahli mikrobiologi dan imunologi dari Johns Hopkins Bloomberg, hasil temuan CDC ini sesuai dengan laporan dari studi vaksin lain.

"Sama sekali tidak terkejut. Perbedaan jenis kelamin ini konsisten dengan laporan vaksin lain di masa lalu," kata Klein yang dikutip dari Insider, Rabu (10/3/2021).

Studi yang dipublikasikan pada 2013 lalu tersebut menunjukkan bahwa perempuan lebih berisiko mengalami reaksi setelah mendapatkan vaksin flu.

Melihat ini, Klein mengingatkan agar para perempuan tidak perlu merasa khawatir dengan efek samping yang muncul setelah menerima vaksin. Sebab, efek yang muncul tersebut bisa meningkatkan respons dari kekebalan tubuh. PT KP PRESS

 

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
detik.com

 

Selasa, 09 Maret 2021

PT KONTAK PERKASA FUTURES | Parkir Mobil Ban Depan Tidak Lurus, Adakah Efek Sampingnya?




PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Dalam memposisikan mobil saat parkir, banyak yang menyarankan agar ban depan mobil tetap lurus. Anggapan itu menyebutkan bahwa setir mobil harus lurus saat diparkir agar tidak merusak komponen steering dan kaki-kaki. Benarkah demikian?

Menurut Training Development, Section Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Aji Prima Barus, untuk parkir memang disarankan ban dan setirnya dalam keadaan lurus. Kondisi itu tidak akan mempengaruhi komponen apa pun. Namun, jika mendesak harus diparkir dengan ban dibelokkan, sebetulnya masih aman.

"Misalkan kita parkir di tanjakan, posisi mobil arahnya turun, di sini memang untuk safety diwajibkan ban diarahkan ke bagian samping, ke luar, ke trotoar. Ini untuk safety ketika apabila terjadi mobil tersebut misalkan parking brake-nya lupa atau parking brake-nya kurang pakem itu kendaraan akan ke samping," kata Aji belum lama ini.

Menurut Aji, kondisi parkir dalam keadaan ban dibelokkan di tanjakan tersebut sebetulnya aman untuk mobil dengan electric power steering (EPS). Tapi, sebaiknya jangan dibelokkan sepenuhnya.

"Selama tidak ekstrem (aman). Yang merusak itu adalah misalkan kita membelokkannya full," jelas Aji.

Selain itu, mobil dengan hydraulic power steering juga kurang aman jika diparkir dalam keadaan belok. Hal ini akan mempengaruhi cairan di sistem hidrolik.

"Nah di hydraulic ini kan menggunakan cairan, kita belokkan full itu akan mempengaruhi sistem hidroliknya," ucap Aji.

"Di sini ketika tidak membelokkan full, hanya untuk parkir sekitar 30 derajat itu masih aman," sebutnya.

Sementara itu, untuk membuat sistem steering lebih awet, pengguna kendaraan juga disarankan untuk tidak terlalu sering membelokkan setir sampai full. Menurut Aji, sering-sering membelokkan setir sampai full akan merusak sistem steering-nya.

"Kalau EPS ke arah motornya panas, tapi kalau mobil lama menggunakan hidrolik akan merusak sistem power steering hidroliknya (jika sering dibelokkan full)," pungkas Aji. PT KONTAK PERKASA FUTURES

 

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA FUTURES
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA FUTURES
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
detik.com

 

Senin, 08 Maret 2021

PT KONTAK PERKASA | Nasib Drama Korea River Where the Moon Rises usai Kasus Bullying Ji Soo




PT KONTAK PERKASA SURABAYA - Ji Soo resmi didepak dari drama Korea River Where the Moon Rises usai kasus bullying yang menyeret namanya. Padahal dia adalah bintang utama buat drama sageuk (periodik) ini.

Lalu bagaimana nasib drama Korea yang juga diperankan oleh Kim So Hyun ini?

KBS sebagai saluran televisi yang menayangan River Where the Moon Rises mengambil beberapa keputusan. Termasuk salah satunya adalah menggantikan Ji Soo dengan aktor lain buat peran On Dal. Sebelumnya telah dikonfirmasi aktor Na In Woo akan menggantikan Ji Soo.

Selain itu, KBS juga menghapus River Where the Moon Rises dari jadwal rerun yang mereka lakukan setiap akhir pekan. Sehingga semua tayangan yang menampilkan wajah Ji Soo kini tidak akan ditayangkan lagi di layar kaca.

"Kami meminta maaf karena perhatian penonton teralih ke kontroversi aktor Ji Soo yang bermain di drama River Where the Moon Rises. Kami juga turut prihatin kepada para korban. KBS sudah memutuskan beberapa hal:

- Tayangan ulang yang menampilkan Ji Soo tidak akan tayang akhir pekan ini
- Semua adegan Ji Soo di episode 7 dan 8 sebisa mungkin akan dihapus dan tidak ditampilkan
- Mulai episode 9, semua adegan Ji Soo akan diganti dengan aktor baru," kata pihak KBS lewat sebuah pernyataan resmi.

KBS menambahkan, mereka sempat mempertimbangkan untuk menghentikan total River Where the Moon Rises. Namun setelah melalui proses pertimbangan lebih jauh, KBS tidak ingin penonton kecewa dengan membuat drama ini berakhir sebagai drama tanpa ending.

Mengingat sejak penayangan pertamanya, River Where the Moon Rises cukup mendapat perhatian dari pemirsa. Bahkan sebelum isu bullying merebak, River Where the Moon Rises sempat memperoleh rating tertinggi sepanjang penayangan mereka.

"Kami juga memikirkan kerugian yang dirasakan untuk banyak orang yang sudah berkontribusi positif pada drama ini seperti star, aktor dan aktris, serta rumah produksi. Jadi kami meminta pengertian penonton agar tetap tertarik menyaksikan River Where the Moon Rises," tutup KBS. PT KONTAK PERKASA

 

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA
detik.com

 

Jumat, 05 Maret 2021

KONTAK PERKASA FUTURES | iPhone Meledak, Apple Kena Tuntut Ganti Rugi




KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Seorang pria asal Australia dirawat di rumah sakit karena luka bakar setelah iPhone X miliknya yang tiba-tiba meledak di kantung celana. Dia pun menuntut ganti rugi dari Apple.

Kejadian ini terjadi pada tahun 2019, sang korban adalah seorang ilmuwan bernama Robert De Rosse. Dia mengalami luka bakar tingkat dua diakibatkan iPhone X milikinya yang meledak saat dirinya tengah bekerja.

"Saya mendengar suara letupan yang samar-samar diikuti dengan desis dan kemudian saya merasakan sakit yang hebat di kaki kanan saya. Dan saya menyadari bahwa itu berasal dari ponsel saya," katanya dilansir dari 7News.

"Saya melihat abu bekas terbakar di mana-mana, dan kulit saya terkelupas," lanjutnya.

De Rose mengklaim ia sudah menghubungi Apple untuk melaporkan kasus tersebut. Namun sayangnya mereka tidak pernah memberikan tanggapan. Ia pun kini berencana untuk mengambil tindakan hukum dan mencari kompensasi.

Tony Carbone dari Carbone Lawyers yang menangani kasus De Rose mengaku punya nasib yang mirip. Pergelangan tangannya terbakar gegara Apple Watch terlalu panas saat digunakan.

Kedua tuntutan hukum tersebut telah diajukan ke pengadilan wilayah.

Seorang juru bicara Apple mengatakan di mana perusahaan telah menganggap serius keselamatan penggunannya dengan sangat serius dan sedang menyelediki kedua keluhan tersebut.

Untuk diketahui semua smartphone berpotensi memiliki resiko terbakar karena penggunaan baterai lithium-ion. Masalah seperti panas berlebih, kebocoran atau penetrasi sel baterai dapat menyebabkan kebakaran.

Menempatkan ponsel di saku juga dapat membuat bodi smartphone bengkok saat diduduki sehingga meningkatkan resiko baterai rusak. KONTAK PERKASA FUTURES

 

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | KONTAK PERKASA FUTURES
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | KONTAK PERKASA FUTURES
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | KONTAK PERKASA FUTURES
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | KONTAK PERKASA FUTURES
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | KONTAK PERKASA FUTURES
detik.com

 

Kamis, 04 Maret 2021

PT KP PRESS | Murka Sri Mulyani Kepada Pegawai Pajak yang Diduga Terima Suap




PT KP PRESS SURABAYA - Citra Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan kembali tercoreng usai adanya dugaan kasus suap yang melibatkan pegawai pajak. Dugaan itu pun tengah diusut oleh Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).

Kasus tersebut saat ini sedang diusut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena nilainya sekitar puluhan miliar.

Sri Mulyani mengatakan, dugaan kasus suap yang melibatkan pegawai pajak berawal dari aduan masyarakat yang terjadi pada awal tahun 2020.

"Pengaduan masyarakat atas dugaan suap tersebut terjadi pada tahun 2020 awal yang kemudian dilakukan tindakan oleh unit kepatuhan internal Kementerian Keuangan dan KPK untuk melakukan tindak lanjut dari pengaduan tersebut," kata Sri Mulyani dalam acara press statement pengusutan dugaan kasus suap yang dilaksanakan secara virtual, Rabu (3/3/2021).

Sri Mulyani juga menyebut, praktik tersebut jelas sebuah pengkhianatan.

"Dugaan suap yang melibatkan pegawai DJP ini jelas merupakan pengkhianatan dan telah melukai perasaan dari seluruh baik di DJP maupun seluruh jajaran Kemenkeu, di seluruh Indonesia yang telah dan terus, dan akan berpegang pada prinsip integritas dan profesionalitas," katanya.

"Terhadap pegawai Direktorat Jenderal Pajak yang oleh KPK diduga terlibat di dalam dugaan suap tersebut telah dilakukan pembebasan tugas," kata Sri Mulyani.

Tindakan koruptif maupun suap ini bukan yang pertama kali di lingkungan DJP Kementerian Keuangan. Seolah tak kapok, dugaan kasus suap ini pun memperpanjang daftar tindak tercela pegawai otoritas pajak nasional yang sebelumnya pun pernah terjadi.

Ingat Gayus Tambunan? Ya kasus korupsi Gayus bisa disebut paling fenomenal di lingkungan Kementerian Keuangan. Tindak pidananya sangat banyak mulai dari pengurangan pajak hingga pembuatan paspor palsu.

Berdasarkan catatan detikcom, Rabu (3/3/2021), banyak pejabat di lingkungan DJP yang kena operasi tangkap tangan (OTT) lantaran dugaan kasus suap dan korupsi.

Contohnya Tommy Hindratno. Ia kena OTT KPK saat menangani kasus pajak PT Bhakti Investama Tbk pada 2013 silam. Awalnya, Tommy dihukum 3,5 tahun penjara saja oleh Pengadilan Tipikor Jakarta. Nah, oleh Mahkamah Agung (MA), hukuman itu dilipatgandakan menjadi 10 tahun penjara. Padahal, uang yang diterimanya hanya Rp 280 juta.

Dua pegawai Ditjen Pajak, Eko Darmayanto dan Muhammad Dian Irwan Nuqisra nekat menerima Rp 3 miliar terkait pengurusan pajak PT Delta Internusa, dan sebesar 150 ribu dolar AS untuk pengurusan kasus pajak PT Nusa Raya Cipta (NRC). Keduanya masing-masing divonis 9 tahun penjara.

Handang Soekarno juga kena OTT yang dilakukan KPK. Ia menerima suap dari pengusaha untuk menurunkan nilai pajak. Handan akhirnya dihukum 10 tahun penjara, 5 tahun di bawah tuntutan KPK.

Penyidik Pajak PNS, Pargono Riyadi juga kena OTT KPK. Ia kemudian divonis 4,5 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta. Pargono terbukti memeras wajib pajak dalam pengurusan pajak pribadi Asep Yusuf Hendra Permana.

Gayus dihukum atas kasus yang dilakukan berlapis-lapis. Dari memanipulasi pajak, menyuap hakim, menyuap petugas LP hingga membuat paspor palsu. Daftar kejahatan Gayus yaitu:

1. Kasus manipulasi pajak PT Surya Alam Tunggal Sidoarjo. Oleh Albertina Ho di PN Jaksel, Gayus dihukum 7 tahun penjara karena menyuap penyidik, hakim dan merekayasa pajak. Putusan ini lalu diperberat menjadi 12 tahun penjara oleh MA.
2. Kasus manipulasi pajak PT Megah Citra Raya, Gayus divonis 8 tahun penjara.
3. Pemalsuan paspor, Gayus Tambunan dihukum 2 tahun penjara.
4. Kasus pencucian uang dan menyuap tahanan, Gayus dihukum 8 tahun penjara

Kejaksaan Agung menahan Agoeng Pramoedya lantaran diduga menerima suap sebesar Rp 14 miliar terkait dengan penjualan faktur pajak. Agoeng bertugas di KPP Madya Gambir, Jakarta pusat.

Selanjutnya ada Ramli Anwar, pegawai KPP Pratama Bangka yang terjaring OTT. Pada saat itu, dirinya sampai lari terbirit-birit karena ketahuan sedang memeras wajib pajak Rp 50 juta. Sebagai konsekuensinya, si wajib pajak dijanjikan bisa lolos pajak sebesar Rp 700 juta.

KPK juga pada tahun 2019 berhasil menahan empat pegawai pajak yang terlibat dalam kasus pajak dealer Jaguar-Bentley. Keempat pegawai ini adalah YD (Yul Dirga) Kepala Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Tiga, Kanwil Jakarta Khusus, Penyidik Pegawai Negeri Sipil, HS (Hadi Sutrisno) Supervisor Tim Pemeriksa Pajak PT WAE di Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Tiga, JU (Jumari), Ketua Tim Pemeriksa Pajak PT WAE, dan MNF (M Naim Fahmi), Anggota Tim Pemeriksa Pajak PT WAE.

KPK menduga adanya suap terkait pengajuan restitusi pajak PT WAE untuk tahun 2015 dan 2016. Besaran pengajuan restitusi pajak PT WAE sebesar Rp 5,3 miliar untuk tahun 2015 dan Rp 2,7 miliar untuk tahun 2016. PT KP PRESS

 

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
detik.com