Kamis, 05 September 2019

PT KONTAK PERKASA | Gundala Belum Jadi Putra Petir



PT KONTAK PERKASA SURABAYA - 'Gundala' harus dirayakan oleh publik Indonesia. Sebagai kunci untuk membuka ruang para superhero lokal terus bermunculan. Perhatian, spoiler alert!

Tugas Joko Anwar sebagai sutradara begitu berat. Kelanjutan Jagat Sinema Bumilangit seperti dipertaruhkan.

'Gundala' membawa kita pada sebuah kisah klasik yang dekat dengan masyarakat Indonesia. Cerita tentang pertaruhan buruh yang mencari keadilan, diperankan oleh Rio Dewanto sebagai ayah Sancaka.

Suguhan yang asyik langsung diperlihatkan dalam adegan-adegan pertarungan itu. Pertarungan lokal yang Indonesia banget, ada sebuah ruang dengan koreografi yang seakan membabi buta tapi teratur. Dalam pertarungan yang melibatkan puluhan buruh dan penjaga keamanan, ayah Sancaka meregang nyawa karena kekejaman dan pengkhianatan.

Kesulitan ekonomi menuntut ibu Sancaka, yang diperankan Marissa Anita, keluar dari rumah petaknya. Ia pergi ke Tenggara, berjanji kembali keesokan hari.

Sancaka kecil memulai perjuangan dalam kesunyian, tanpa teman, tanpa makanan. Mentimun keriput dilahapnya di tengah gelap, sisa makanan di tanah diambilnya demi bertahan hidup.

Sancaka pergi ke kota, sebuah cerita yang dekat dalam benak kita karena kerap diangkat dalam kisah sosial urbanisasi ke ibu kota, yang menawarkan banyak kehidupan meski juga dianggap lebih jahat dari ibu tiri.

'Gundala' sejauh ini begitu nikmat disaksikan hingga akhirnya Sancaka jadi pria dewasa dan semuanya berubah. Sejak kecil, kepadanya ditanamkan sifat individualis. Ia memilih menghindar dari berbagai masalah.

Tempo pun langsung meningkat cepat, dan banyaknya karakter yang muncul membuat kita berpikir Sancaka pasti kesulitan menghadapi mereka semua. Sancaka adalah pria yang baru merasakan dirinya punya kekuatan, sebuah hal yang tak mudah diterima. Tapi tak ada euforia berlebih yang dikisahkan.

Semuanya berjalan padat. Demikian juga ketika musuh-musuh tersebut langsung berhadapan dengan Gundala. Tak sesulit yang dibayangkan sebelumnya. Bahkan Sancaka terlihat tak tampak begitu kepayahan menghadapi pertarungan demi pertarungan. Meski pertarungan itu juga membuat Gundala terus melemah, ditambah tak banyak sentuhan CGI membuat film ini berjalan natural.

'Gundala' memang dibuat sesuai dengan rencana besar Jagat Sinematik Bumilangit. Mereka ingin menekankan sisi manusiawi dari Gundala dalam film tersebut.

"Film pertama itu kenapa judulnya 'Gundala' doang? Karena memang masih jelasin manusiawinya Gundala. Sekarang masih jadi satpam, tapi siapa tahu nanti dia pakai ilmu sarjananya jadi ilmuwan. Kita lihat di judul film kedua yang ada tambahan 'Putra Petir'," kata kolektor komik Bumilangit, Andy Wijaya.

Kehadiran 'Gundala' membuat negeri ini akhirnya punya patriot. Terlebih di pengujung film, ada adegan yang membuat kita berdiri dari kursi bioskop. Sebuah kejutan yang boleh disandingkan dengan kemunculan Captain America dan Black Widow ketika menolong Scarlett Witch dan Vision di 'Avengers'. Atau ketika Wonder Woman menangkis sebuah peluru yang meluncur ke arahnya dengan mudah.

Dan akhirnya, tak ada lagi perbedaan, kita kini punya musuh bersama. Makhluk yang kembali dibangkitkan untuk melawan Gundala. PT KONTAK PERKASA

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar