Jumat, 30 Oktober 2020

PT KONTAK PERKASA FUTURES | Menlu AS Datang ke RI, Minta Insentif dan Korupsi Diberantas




PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Michael Richard 'Mike' Pompeo berkunjung ke Indonesia kemarin, Kamis (27/10) untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menlu Retno Marsudi.

Dalam pertemuan antara Pompeo dan Retno di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, kedua pihak membahas beberapa hal. Salah satunya ialah fasilitas Generalize System of Preference (GSP) atau keringanan bea masuk impor barang ke AS yang selama ini diberikan untuk negara berkembang.

"Saya kembali menggarisbawahi pentingnya fasilitas GSP yang tidak hanya membawa manfaat bagi Indonesia tetapi juga bagi pelaku bisnis AS," kata Retno di hadapan Pompeo, di Jakarta, Kamis (29/10/2020).

Selain GSP, Retno juga membahas sektor investasi. Melalui Pompeo, ia mengajak perusahaan AS untuk lebih gencar berinvestasi di Indonesia, terutama di pulau-pulau terluar.

"Saya mendorong bisnis AS untuk lebih banyak berinvestasi di Indonesia, termasuk untuk proyek-proyek di pulau-pulau terluar Indonesia, seperti Pulau Natuna," ucap Retno.

Menjawab Retno, Pompeo menyampaikan respons positif. Ia mengatakan, Indonesia-AS yang sama-sama punya perekonomian berskala besar harus mempererat kerja sama baik di sektor perdagangan maupun investasi.

"Kami setuju bahwa kedua negara dengan skala ekonomi sebesar ini harus melakukan lebih banyak kerja sama di sektor perdagangan. Memang seharusnya lebih banyak lagi investasi dari AS di sini, terutama di sektor digital, energi, dan infrastruktur," jawab Pompeo.

Ia bahkan berjanji akan mewujudkan hal tersebut. "Saya akan melakukan yang terbaik untuk membantu mewujudkannya," tutur Pompeo.

Menurutnya, pelaku usaha di AS sudah menyoroti proyek-proyek infrastruktur di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang jumlahnya mencapai 250 proyek senilai US$ 327 miliar atau setara Rp 4.828 triliun (kurs Rp 14.765).

Akan tetapi, menurutnya para pengusaha AS membutuhkan insentif sebelum menanamkan modalnya di Indonesia.

"Setiap negara ingin meraih keuntungan bagi rakyatnya. Oleh sebab itu, sektor swasta membutuhkan insentif yang tepat sebelum kita dapat terjun (berinvestasi)," terangnya.

Ia juga menilai reformasi regulasi yang dilakukan pemerintah dalam mempermudah kegiatan perekonomian akan sangat membantu kelancaran kerja sama ini. Harapannya, selain memberikan insentif, pemerintah Indonesia juga bisa meningkatkan transparansi, dan membasmi praktik-praktik korupsi.

"Agenda reformasi di Indonesia sangat membantu dalam hal ini. Kami berharap Anda terus mengambil langkah-langkah untuk memberantas korupsi, serta meningkatkan transparansi," tutup Pompeo. PT KONTAK PERKASA FUTURES

 

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA FUTURES
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA FUTURES
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
detik.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar