Jumat, 03 Januari 2020

PT KP PRESS | Petani Menjerit: Harga Tembakau Anjlok Sejak Kabar Cukai Rokok Naik



PT KP PRESS  SURABAYA - Kenaikan cukai rokok 23% dan harga jual eceran (HJE) 35% mulai tahun ini bikin petani tembakau mengeluh. Ada kekhawatiran kalau pabrik rokok bakal menurunkan produksi karena kenaikan cukai. Otomatis serapan tembakau oleh industri bakal berkurang.

Atas dasar itu harga tembakau di level petani pun anjlok sejak akhir tahun lalu karena ancaman hasil produksi mereka tak terserap industri.

"(Harga anjlok) di pasar itu kemarin rata-rata 20%. Jadi petani panennya bagus sih, kualitas bagus tapi mereka mengeluh," kata Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Soeseno saat dihubungi detikcom, Jumat (3/1/2020).

Penurunan sekitar 20% dihitung dari harga normal di kisaran Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu per kilogram (kg).

"Baru isu saja perdagangan tata niaga tembakau sudah dimainkan pedagang. Ini (katanya) tahun depan (2020) ucapannya begitu, ini tahun depan pabrikan beli sedikit nih petani nanti nggak terbeli, ya sudah harga tergoncang di bawah jatuh," jelasnya.

Dia mengatakan, sebenarnya petani tembakau sudah menyampaikan aspirasi atas rencana kenaikan cukai rokok sejak tahun lalu. Sayangnya pemerintah tetap menaikkannya sebesar 23%.

"Madura demo beberapa kali, di Jember itu harganya nggak bisa naik lagi. Ya sebenarnya itu bukan pada tingkat pabrikan lah. Pada tingkat pedagang. Pedagang kan paling sensitif kalau pakai isu-isu begitu kan. Mereka ngerti, kalau petani mana tahu lah," tambahnya. PT KP PRESS

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KP PRESS
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KP PRESS
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KP PRESS
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KP PRESS
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KP PRESS
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KP PRESS
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KP PRESS
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar